Global Warming
(Sebuah tantangan untuk Pandu HW Unismuh Makassar)
Meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan dataran bumi, kita kenal dengan istilah pemanasan global. Kejadian ini disebabkan oleh meningkatnya produksi gas-gas rumah kaca yang dihasilkan dari kegiatan manusia, terutama industri. Sektor ini pada tahun 1990 telah menyumbangkan 55 persen dari keseluruhan gas rumah kaca yang ada di bumi.
Menurut para ilmuan, fenomena ini mengakibatkan pola cuaca yang menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim lagi, permukaan air laut akan bertambah seiring mencairnya es di daerah kutub, serta mengancam sektor pertanian, kesehatan masyarakat dunia, dan keberlangsungan flora dan fauna.
Hal ini telah menyita banyak perhatian masyarakat dunia. Pertemuan di Bali dalam rangka Konferensi Rangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCC) telah menghasilkan kesepakatan politik mengenai pemanasan global ini. Namun sepertinya, langkah tersebut akan menjadi percuma apabila tidak diikuti oleh komitmen yang kuat dan langkah yang nyata.
Jika kita melihat dari perspektif gerakan kepanduan, yang dikenal masyarakat luas sebagai organisasi pendidikan yang dekat dengan alam, yang kegiatan-kegiatannya menyuguhkan pengalaman yang tak tergambarkan. Para pandu akan belajar di alam, bergelut dengan buasnya alam, kemudian menjinakannya bak seorang penakluk, membuat para pandu dan alam adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Bagaimana mungkin para pandu menghianati sahabat dekatnya ini?
Tentunya para pandu tidak akan membiarkan alam terobrak-abrik seperti saat ini. Dibawah satu nama Wold Organization of Scout Movement (WOSM) atau Gerakan Kepanduan Dunia, para pandu mengambil langkah nyata terhadap pemanasan global. Gerakan ini menjadikan anak-anak muda, penerus pembangunan dunia sebagai aktor penting dalam mengurangi dampak dari permasalahan global tersebut. Hal ini akan menumbuhkan kesadaran mereka akan tanggung jawabnya terhadap kelestarian alam.
Saat ini, ada 28 juta orang pandu yang tersebar di 158 negara berbeda telah melakukan langkah nyata terhadap alam. Para pandu di Algeria, Filipina, Turki, dan Bolivia telah mengumpulkan banyak sampah dalam rangka membersihkan lingkungan, mengkampanyekan pelestarian alam, serta menanam banyak pohon. Malaysia menggerakan para pandunya untuk menanam 100 ribu pohon, para pandu di Singapura pun ambil bagian dalam membersihkan sungai, begitu pula Pandu Australia yang telah membangun fasilitas publik untuk penghematan air, serta masih banyak lagi yang para pandu lakukan untuk alam. Anda dapat mengunjungi situs resmi Gerakan Kepanduan Dunia di http://www.scout.org untuk melihat lebih jauh aksi mereka.
Indonesia merupakan Negara dengan jumlah pandu terbanyak tidak tinggal diam melihat laju deforestasi di Indonesia yang begitu tinggi. Setidaknya dalam lima tahun terakhir ini 1,9 juta hektar hutan hancur setiap tahunnya, yang setara dengan luas enam lapangan sepak bola permenitnya.
Dalam Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan ada Bina Karya Mandiri (BKM)Reksa Giri Wana yang diharapkan bisa merealisasikan kegiatan-kegiatan pelestarian lingkungan namun keberadaan BKM ReksaGiriWana ini tidak dibarengi dengan SDM para pengelolanya ini yang sangat dirasakan oleh para pandu HW terkhusus Qabilah Unismuh Makasar namun dengan semangat yang ada semoga saja ini bis direalisasikan terkhusus kawan-kawan pandu Hizbul Wathan Qabilah Universitas Muhammadiyah Makassar…amin
Semua yang telah dilaksanakan oleh para pandu di seluruh dunia merupakan kerja keras dan bentuk pengabdian mereka terhadap pembangunan masyarakat dunia dan keberlangsungan kehidupan yang tidak bisa dipandang sebelah mata dalam usahanya mencegah dampak pemanasan global.
Rahmat Suatan (Smaphore VII)
Tinggalkan Balasan